DENTUMNEWS.COM, Serang | Kesultanan Banten menjadi salah satu bukti nyata kejayaan peradaban Islam di Nusantara yang masih bertahan hingga kini. Meski zaman terus berubah, nilai-nilai adat, budaya, dan spiritual yang diwariskan dari para sultan terdahulu tetap hidup di tengah masyarakat Banten.
Kesultanan Banten berdiri pada abad ke-16 Masehi, didirikan oleh Sultan Maulana Hasanuddin, putra Sunan Gunung Jati dari Cirebon. Di masa kejayaannya, Banten menjadi pusat perdagangan internasional, tempat berkumpulnya pedagang dari Asia, Arab, dan Eropa. Rempah-rempah dari wilayah barat Nusantara kala itu menjadi daya tarik utama Banten di mata dunia.
Kini, di tengah arus modernisasi, Kesultanan Banten masih eksis sebagai simbol kebudayaan dan identitas daerah. Kompleks Masjid Agung Banten, keraton Kaibon, serta Benteng Speelwijk di pesisir utara Serang menjadi saksi bisu sejarah panjang perjuangan dan kebesaran kerajaan Islam ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Setiap tahun, ribuan peziarah dan wisatawan dari berbagai daerah datang ke kawasan Banten Lama untuk berziarah ke makam sultan dan ulama besar. Kawasan ini juga menjadi pusat kegiatan keagamaan dan wisata religi yang terus dikembangkan oleh pemerintah daerah.
Sejarawan menilai keberadaan Kesultanan Banten bukan hanya penting dari sisi sejarah, tetapi juga menjadi penanda kuat hubungan antara Islam, budaya, dan politik lokal di masa lalu. Tradisi musyawarah, gotong royong, dan penghormatan terhadap ulama masih menjadi ciri khas masyarakat Banten hingga kini.
Dengan kekayaan sejarah dan spiritualnya, Kesultanan Banten diharapkan terus menjadi sumber inspirasi dan kebanggaan bagi masyarakat Indonesia, terutama dalam memperkuat jati diri dan memperkokoh nilai-nilai kebangsaan di tengah perkembangan zaman.
Penulis : Red
Editor : Redaktur


















