DEMTUMNEWS.COM,Tangerang | Setelah sekian lama mati suri, Paguyuban Pemuda Kampung Nagrog (PPKN) akhirnya bangkit dengan energi baru. Musyawarah besar yang digelar pada Senin malam, 22 September 2025, di Curug Wetan menjadi saksi lahirnya kembali semangat kebersamaan, di mana Bung Stink alias Yasin Supriyatna didapuk secara aklamasi untuk menahkodai kepengurusan baru.Kamis,(25/09/2025).
Kebangkitan ini bukan sekadar seremoni. Ia adalah simbol bahwa pemuda Nagrog menolak diam dan enggan terjebak dalam keterpurukan. Selama bertahun-tahun, roda organisasi pemuda sempat berhenti. Kegiatan kepemudaan yang dulu menjadi ciri khas—dari peringatan Hari Besar Islam (PHBI), agenda Agustusan, hingga bakti sosial—seolah terkubur oleh rutinitas dan kevakuman. Kini, bersama Bung Stink, bara itu kembali dinyalakan.

Acara pengukuhan kepengurusan ini turut dihadiri oleh Bapak RT Nurzaman dan tokoh masyarakat karismatik, Jaro Alwih. Keduanya dengan lantang menyatakan dukungannya.
“Pemuda adalah tombak kemajuan kampung. Kalau Bung Stink sudah maju ke depan, berarti Nagrog punya masa depan,” tegas Jaro Alwih, disambut sorak tepuk tangan pemuda yang hadir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kehadiran para tokoh ini menandai bahwa kebangkitan PPKN bukan hanya keinginan segelintir anak muda, melainkan gerakan bersama yang mendapat restu dan mandat moral dari masyarakat.
Dalam pidato perdananya, Bung Stink tampil berapi-api. Ia menegaskan bahwa PPKN akan menjadi wadah pemersatu pemuda sekaligus laboratorium kreasi positif.
“Kami akan menghidupkan kembali kegiatan yang sempat padam. PHBI, bakti sosial, agustusan, dan program lainnya akan kita jalankan lebih meriah. Lebih dari itu, PPKN harus jadi jembatan. Anak-anak muda Nagrog harus punya ruang, punya akses, bahkan koneksi untuk masuk dunia kerja dan membangun masa depan,” ucapnya lantang, disambut riuh tepuk tangan.
Janji ini bukan basa-basi. Bung Stink dikenal keras kepala sekaligus visioner. Ia paham bahwa pemuda tidak bisa hanya digiring pada kegiatan seremonial. Mereka butuh ruang aktualisasi, butuh wadah untuk membuktikan diri, dan butuh jejaring agar bisa bersaing di luar kampung.
Masyarakat Nagrog menyambut pengukuhan ini dengan optimisme. Banyak yang menaruh harapan besar agar PPKN bisa benar-benar menjadi motor perubahan.
“Kalau pemuda sudah bersatu, kegiatan kampung akan hidup lagi. Jangan sampai organisasi ini cuma papan nama. Kami butuh kerja nyata, dan Bung Stink harus bisa buktikan itu,” ujar salah seorang warga.
Kritik itu justru menjadi cambuk. Bung Stink menegaskan dirinya tak ingin PPKN hanya jadi slogan kosong. Ia bertekad menggerakkan setiap potensi pemuda, dari olahraga, seni budaya, hingga kepedulian sosial.
Dengan terbentuknya kepengurusan baru pada 22 September 2025 itu, PPKN berdiri di persimpangan sejarah. Apakah akan benar-benar bangkit menjadi simbol kebersamaan dan kemajuan? Atau hanya kembali terjerumus dalam kevakuman?
Yang jelas, dengan figur Bung Stink di pucuk pimpinan, bara semangat sudah menyala. Tinggal bagaimana bara itu dijaga, dirawat, dan disulut agar jadi api besar yang menerangi jalan pemuda Kampung Nagrog.
Satu hal yang pasti: kebangkitan PPKN adalah kebangkitan harga diri pemuda Nagrog. Dan Bung Stink kini berdiri di garis depan, mengibarkan panji perubahan.
Penulis : Sandra d.w
Editor : Redaktur


















