DENTUMNEWS.COM, TANGERANG | Di tengah hiruk pikuk agenda pemerintahan dan berbagai urusan pembangunan, hadirnya seorang pemimpin di tengah rakyatnya bukanlah sekadar rutinitas seremonial. Itulah yang dilakukan oleh Bupati Tangerang, Drs. H. Moch. Maesyal Rasyid, M.Si, yang secara langsung mengunjungi kediaman keluarga Sopiawati, seorang balita berusia 1 tahun 10 bulan yang diduga menderita tumor, di Kampung Penjamuran RT 003 RW 001, Desa Pasilian, Kecamatan Kronjo.
Kunjungan yang berlangsung pada Jum’at, 1 Agustus 2025, pukul 11.00 WIB itu menjadi sebuah potret kepemimpinan yang menembus batas formalitas birokrasi. Bupati Maesyal hadir bukan hanya sebagai pejabat publik, tetapi sebagai ayah bagi masyarakatnya—membawa kehangatan, empati, dan harapan kepada keluarga kecil yang tengah diuji oleh cobaan berat.
Di hadapan keluarga Sopiawati, sang Bupati terlihat menyimak dengan penuh perhatian, berdialog langsung, dan memberikan dukungan moril. Dalam pandangan banyak orang, tindakan seperti ini mungkin terlihat sederhana, namun bagi keluarga Sopiawati dan masyarakat sekitarnya, kehadiran pemimpin daerah menjadi sumber kekuatan tersendiri.
Turut hadir dalam kunjungan tersebut sejumlah tokoh dan pejabat penting, menunjukkan bahwa kepekaan sosial bukan hanya menjadi tugas individu, tetapi tanggung jawab kolektif. Hadir di antaranya: Kepala Dinas Kesehatan Dr. Hendra, Camat Kronjo Muhammad Mumu Mukhlis, S.Stp., M.MSi, Kapolsek Kronjo AKP I Nyoman Nariana, S.M., Sekcam M. Romli, M.Si, jajaran Kasi Kecamatan, Aparatur Desa Pasilian, Petugas Puskesmas, Ketua KUA, Ketua PGRI, serta unsur dari TNI-Polri. Seluruh unsur tersebut menegaskan bahwa gotong royong dan solidaritas sosial masih hidup dan tumbuh di Kabupaten Tangerang.
Menanggapi langkah empatik sang Bupati, Sekretaris Umum Forum Reporter Jurnalis Republik Indonesia (FRJ-RI), Arul, memberikan apresiasi mendalam. Dalam keterangannya kepada awak media, Arul menegaskan bahwa kepemimpinan bukan hanya tentang instruksi dan regulasi, tetapi tentang kehadiran nyata di tengah masyarakat.
“Pak Bupati telah menunjukkan bahwa menjadi pemimpin itu bukan hanya soal kebijakan, tapi soal keberanian untuk hadir, mendengar, dan merasakan. Menatap langsung wajah rakyat yang sedang dalam kesulitan adalah bentuk kepemimpinan dari hati. Ini bukan sekadar tugas, ini adalah panggilan jiwa,” ujar Arul dengan penuh haru.
Ia menambahkan, sikap seperti inilah yang membangkitkan harapan di tengah masyarakat kecil, bahwa mereka tidak dilupakan, tidak diabaikan, dan tidak berjalan sendiri.
“Kehadiran beliau di rumah warga yang sedang berduka dan berjuang adalah simbol cinta sejati seorang pemimpin terhadap rakyatnya. Tidak semua pemimpin memiliki kepekaan seperti itu. Dan ini harus dijadikan contoh, bukan hanya di Tangerang, tapi di seluruh Indonesia,” lanjutnya.
Sebagai bagian dari elemen kontrol sosial dan mitra pembangunan, FRJ-RI menyatakan dukungan penuh terhadap langkah-langkah yang menempatkan nilai kemanusiaan, cinta kasih, dan kebersamaan di atas segalanya. Arul menyebut bahwa pembangunan sejati dimulai dari hati yang peduli.
“Kami percaya, ketika pemimpin memulai langkah dari cinta kepada rakyatnya, maka pembangunan akan lebih manusiawi dan menyentuh kebutuhan yang sesungguhnya. Hari ini, Pak Bupati telah memberi pelajaran tentang arti kepemimpinan yang sesungguhnya,” pungkas Arul.
Momen ini menjadi pengingat bagi seluruh pemangku kepentingan bahwa kekuasaan bukan hanya untuk memerintah, tapi untuk melayani. Dan bahwa ketika hati pemimpin bicara, rakyat pun akan merasa tidak sendiri.
Penulis : Aan kurnia
Editor : Redaktur


















