DENTUMNEWS.COM, Jakarta | Menjelang pelantikan Presiden Terpilih Prabowo Subianto pada Oktober mendatang, Indonesia dihadapkan pada tantangan ekonomi global yang semakin kompleks. Proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) menunjukkan ekonomi dunia diperkirakan tumbuh sebesar 3,2% pada tahun 2024 dan 2025, sedikit lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya yang dipatok 3,1% pada Januari lalu. Meski begitu, ketidakpastian tetap menyelimuti, terutama bagi negara-negara berkembang.
Dinamika Politik Amerika Serikat dan Dampaknya
Kondisi politik Amerika Serikat (AS) yang kian memanas menjelang pemilu legislatif dan presiden pada 5 November 2024 menjadi salah satu faktor yang perlu diwaspadai. Dengan dua kandidat utama, yakni petahana Joe Biden dan mantan Presiden Donald Trump, hasil pemilu nanti diperkirakan akan mempengaruhi stabilitas pasar keuangan global.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam debat pertama yang disiarkan oleh CNN pada Kamis (27/6) di Atlanta, berbagai isu seperti kebijakan luar negeri, imigrasi, aborsi, pajak, dan ekonomi menjadi sorotan. Gejolak di AS ini berpotensi menyulitkan penurunan inflasi dan memengaruhi keputusan The Federal Reserve (The Fed) terkait suku bunga. Ketidakpastian ini bisa membuat investor asing ragu berinvestasi di negara berkembang seperti Indonesia, yang dapat menyebabkan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Proyeksi Ekonomi China dan India
Selain itu, perekonomian China dan India yang diproyeksikan melambat juga menjadi perhatian. IMF dalam laporan World Economic Outlook 2024: Steady but Slow: Resilience amid Divergence yang dirilis pada 16 April 2024, memperkirakan ekonomi China tumbuh 4,6% pada tahun ini dan melambat menjadi 4,1% pada 2025. Sementara itu, ekonomi India diperkirakan tumbuh 6,8% pada 2024, menurun dari tahun sebelumnya.
Perlambatan ekonomi di kedua negara ini akan mempengaruhi pertumbuhan di negara-negara berkembang lainnya. Pertumbuhan ekonomi negara-negara emerging market diperkirakan turun dari 4,3% pada 2023 menjadi 4,2% pada 2024 dan 2025. Hal ini tentunya akan berdampak pada perekonomian Indonesia, terutama pada sektor ekspor dan investasi.
Kesiapan Pemerintah Indonesia
Menghadapi tantangan ini, pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto perlu menyiapkan strategi yang matang untuk menjaga stabilitas ekonomi. Langkah-langkah untuk meningkatkan daya saing industri, memperkuat sektor domestik, dan menarik investasi asing harus menjadi prioritas.
Di tengah ketidakpastian global, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat menjadi kunci untuk menjaga perekonomian Indonesia tetap kuat dan berkelanjutan. Dengan demikian, diharapkan Indonesia mampu menghadapi tantangan global dan terus bertumbuh di bawah kepemimpinan presiden yang baru.(red)