Connect with us

Agama

Inilah Keutamaan Malam-malam di Bulan Rajab

Diterbitkan

on

Gambar ilustrasi keutamaan malam-malam Bulan Rajab.

Tangerang,DentumNews | Rajab termasuk bulan haram atau bulan suci dalam Islam bersama dengan Zulkaidah, Zulhijah, dan Muharam. Setidaknya, ada tiga malam utama di bulan Rajab sebagaimana disebutkan para ulama. Jum’at, 03/02/2023.

Bulan yang disucikan tersebut termaktub dalam Al-Qur’an surah At Taubah ayat 36. Allah SWT berfirman,

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa.”

Hal ini juga disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Bakrah RA dari Rasulullah SAW yang bersabda,

Baca Juga :  Tujuan Tingkat Pasukan Tempur Skala Besar Angkatan Laut AS (USN) di Masa Depan

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

Artinya: “Zaman berputar seperti hari Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu terdiri dari 12 bulan, di antaranya 4 bulan Haram, tiga bulan berurutan, Zulkaidah, Zulhijah, dan Muharam. Adapun Rajab yang juga merupakan bulannya kaum Mudhr, berada di antara Jumadil Akhir dan Syakban.” (HR Bukhari dan Muslim)

Imam Ibnu Katsir mengatakan dalam kitab tafsirnya, bulan Rajab yang termasuk bulan haram sebagaimana disebutkan dalam surah At Taubah ayat 36 di atas, berasal dari kata tarjib yang artinya menghormat. Kata ini dijamakkan dalam bentuk arjab, rajah, dan rajabat.

Dijelaskan lebih lanjut, Allah SWT melarang hamba-Nya untuk berbuat aniaya terhadap diri mereka sendiri di bulan haram. Sebab, dalam bulan-bulan haram itu sanksi berbuat dosa jauh lebih berat daripada dalam hari-hari lainnya. Begitu halnya dengan perbuatan maksiat yang dilakukan di Kota Makkah.

Baca Juga :  Kapal Pertamina dari Rusia Dicegat Greenpeace di Perairan Denmark, Kok Bisa?

3 Malam Utama di Bulan Rajab
Imam Al-Ghazali mengatakan dalam Kitab Ihya’ Ulumuddin, dalam setahun ada 15 malam istimewa. Mayoritas malam istimewa tersebut berada di bulan Ramadan, yakni pada akhir bulan Ramadan, malam ganjil pada sepuluh hari terakhir, dan malam 17 Ramadan.

Dilansir dari Media Detik Hikmah Adapun tiga malam istimewa berada di bulan Rajab. Ketiganya adalah malam pertama bulan Rajab, malam tanggal 15 bulan Rajab, dan malam tanggal 27 bulan Rajab atau malam Isra Miraj Nabi Muhammad SAW.

Disebutkan dalam Mukhtashar Minhajul Qashidin karya Ibnu Qudamah, umat Islam dianjurkan untuk menghidupkan malam-malam istimewa tersebut karena memiliki keutamaan. Rasulullah SAW pernah bersabda,

“Siapa saja yang mengerjakan amal kebajikan pada malam ini, niscaya ia akan memperoleh kebaikan seratus tahun.” (HR Muslim dengan redaksi yang sedikit berbeda, namun maknanya serupa)

Dalam Mukhtashar Ihya’ Ulumuddin juga terdapat riwayat yang lebih panjang mengenai anjuran untuk mengerjakan amal saleh pada malam-malam utama tersebut, bahwa Nabi SAW pernah menjanjikan,

Baca Juga :  Pekerjaan Tak Sesuai Spek, Diduga Pelaksana Asik Pesta Miras

“Bagi hamba yang beramal pada malam-malam tersebut, ia akan mendapatkan kebaikan yang setara dengan amalan seratus tahun. Orang yang salat sebanyak dua belas rakaat pada malam-malam yang dimaksud, dengan membaca surah Al Fatihah dan surah Qaf setelahnya, dalam setiap rakaat, lalu membaca tasyahud setiap dua rakaat dan mengucapkan salam pada rakaat terakhir, diikuti membaca subhanallahi wal hamdulillahi wa la ilaha illallahu wallahu akbaru sebanyak seratus kali, membaca istighfar (memohon ampun) seratus kali, membaca sholawat untuk Nabi SAW seratus kali dan berdoa apa saja bagi kebutuhan dirinya, untuk urusan dunia maupun akhiratnya, serta berpuasa di pagi harinya, niscaya Allah Ta’ala mengabulkan seluruh doanya; kecuali jika ia sedang dalam kemaksiatan (melakukan dosa besar).”

Menurut Ibnu Qudamah, hadits yang berupa anjuran mengerjakan salat malam pada malam-malam utama tersebut tidak kuat.

Oleh karena itu agama yang diridhoi Allah SWT adalah agama islam, sebab adanya Rosulullah islam menjadi terang benderang.

Dibuat

(Redaksi)

Lanjut membaca
Advertisement
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *