Tangerang, DentumNews | Motor Besar Club Indonesia (MBCI) ingin mendapatkan akses masuk tol. Keinginan klub motor gede ini bisa melewati tol hanya saat waktu tertentu saja, dilansir dari Media detikcom.
“Nggak.. hanya Sabtu, Minggu saja sudah kita masuk tol. Mau setiap hari emangnya kita nggak kerja, bro?” kata Irianto Ibrahim, selaku Presiden Motor Besar Club Indonesia (MBCI) saat dihubungi detikcom, Rabu (12/1/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Keinginan agar motor gede bisa masuk jalan tol ini sudah digaungkan sejak lama, namun tak mendapat realisasi. Irianto mengungkapkan, salah satu alasan pihaknya meminta moge bisa masuk tol adalah utuk menghindari polemik yang terjadi ketika berpapasan dengan masyarakat atau pengguna jalan lain di jalan non-tol.
“Dan juga untuk mengurangi masyarakat yang marah-marah kalau kita lewat,” kata dia.
Irianto menambahkan, diizinkannya moge masuk tol juga dapat menambah devisa negara.
Pasalnya alam Indonesia bisa menarik para wisatawan yang kebetulan pengendara moge untuk melakukan touring. Sayangnya, kebijakan motor dilarang motor masuk tol, membuat rekan-rekannya itu mengurungkan niat untuk touring di Indonesia.
“Dengan adanya Harley atau moge masuk tol, itu kan bisa memacu pariwisata dan mendapatkan devisa buat negara,” tambah dia.
Pria yang disapa Rian ini mengatakan pemoge umumnya sudah berpengalaman melintasi jalan tol di negara lain. Untuk masalah keamanan, dia bilang itu merupakan hal yang pertama harus dilewati sehingga bukan menjadi isu utama lagi.
“Itu bukan suatu alasan lagi, setiap yang masuk tol sudah mendapat sertifikasi dari ketuanya, jadi tidak sembarang bisa masuk tol, harus ada sertifikat safety riding-nya gitu,” kata dia.
“Kalau safety itu harus, itu nomor satu. Kalau bikin kayak di Bali, itu terlalu kecil banget, dan sekarang orang Indonesia kalau touring ke luar, itu ratusan orang nggak ada masalah lewat highway. Itu nggak ada masalah,” tambahnya lagi.
Saat ini di Indonesia baru ada tiga ruas tol yang mengizinkan motor masuk yakni Tol Suramadu, Tol Bali Mandara, dan Tol Balikpapan-Penajam Paser Utara. Di tiga ruas tol itu, motor memiliki jalur sendiri yang terpisah dari kendaraan roda empat.
Instruktur dan Founder Jakarta Defensive DrivingConsulting (JDDC), Jusri Pulubuhu yang juga aktif di komunitas motor gede merespons keinginan klub moge untuk bisa diizinkan masuk tol. Menurutnya budaya tertib berlalu lintas di tol tanpa motor masih memprihatinkan.
“Dengan kekacauan (situasi lalu lintas di tol) ini saya tidak setuju kalau aturan moge masuk jalan tol disamaratakan untuk infrastruktur seluruh jalan tol di Indonesia. Dengan kata lain saya akan setuju kalau motor masuk jalan tol bilamana infrastrukturnya dibuat sebagaimana di Bali atau di Madura,” kata Jusri.
“Kalau seandainya ada koridor khusus sepeda motor saya setuju. Karena sepeda motor, opini saya ini melindungi keselamatan para pengendara motor, dan melindungi juga keterlibatan orang-orang tidak berdosa akibat terjadinya kecelakaan yang melibatkan pengendara motor dan mobil atau roda empat lebih,” jelas dia.