Tangerang, DentumNews | Kepala Desa beserta petugas gabungan dibantu warga menggerebek sebuah rumah kontrakan yang disinyalir dijadikan tempat prostitusi di RT.003 RW 004 Desa Malang Nengah, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang. Pada Jum’at, 09/09/2022
Kepala Desa Malang Nengah, Tata Suharta mengatakan, penggerebekan ia lakukan karena ada laporan dari warga terkait adanya prostitusi di rumah kontrakan milik seorang guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Setelah itu pihaknya langsung berkoordinasi dengan aparat hukum anggota Babinkamtibmas dan Babinsa Desa Malang Nengah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari hasil penggerebekan tersebut telah terjaring 5 remaja dalam satu rumah kontrakan, diantaranya 3 laki-laki sebagai admin aplikasi mechatt dan 2 perempuan sebagai pekerja seks komersial.
Dan setelah dilakukan pendataan di Kantor Desa, ke-5 remaja tersebut diberikan arahan lalu dipulangkan ke daerah asal mereka.


Tata Suharta menyampaikan bahwa dirinya secara rutinitas sudah sering melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) ke rumah-rumah kontrakan yang berada di wilayahnya.
Hal itu ia lakukan untuk memonitoring kondusifitas serta pendataan warga baru yang tinggal di Desa Malang Nengah, supaya tidak terjadi hal-hal yang memicu ketidak nyamanan.
hanya saja kata Tata Suharta, sangat disayangkan bagi pemilik rumah kontrakan, mengapa tidak meminta identitas terlebih dahulu sebelum ditempati, sehingga terjadi hal yang demikian.
“Bilamana kejadian ini terulang kembali, siapapun dia, kami tak segan-segan akan berikan sanksi tegas, dan akan kami serahkan ke Dinas Sosial, terutama bagi pemilik rumah kontrakan,” tegas Tata Suharta.
Setelah mendengar keterangan Kades Malang Nengah, Awak Media bergegas menuju Tempat Kejadian Perkara (TKP), setelah ditelusuri dan menurut keterangan warga setempat, memang benar adanya penggerebekan rumah kontrakan yang dijadikan tempat esek-esek, yang katanya milik seorang guru.
Namun sesampainya disana, sang guru tak didapati di kediamanya, al hasil Awak Media tak mendapatkan informasi sedikit pun dari si pemilik rumah kontrakan yang notabene seorang PNS.
Miris, suasana perkampungan yang asri tak disangka-sangka dijadikan sarang prostitusi, lebih parahnya lagi lokasinya berdekatan dengan tempat ibadah.
(Cahyo Wahyu Widodo)