Connect with us

Ekonomi

Krakatau Steel Akan Tambah Kepemilikan di Krakatau Posco Jadi 50%

Diterbitkan

on

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dan Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim meraih penghargaan Anugrah BUMN 2022. (Foto: Dok. Krakatau Steel)

Jakarta, Dentumnews | PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) membutuhkan dana sekitar US$ 4 miliar atau setara Rp 57 triliun untuk merealisasikan ekspansi produksi 10 juta ton baja pada 2025-2026.

Kebutuhan dana tersebut akan berasal dari berbagai sumber, salah satunya penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) anak usahanya, PT Krakatau Posco.

Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim mengatakan, ekspansi 10 juta ton baja akan terwujud pada 2025-2026 dimana pada tahap awal KRAS akan menambah kepemilikan saham pada Krakatau Posco menjadi 50% dari 30%.

Baca Juga :  Beberapa Perusahaan di Kawasan Cikupa Mas Diduga Lecehkan Lambang Negara

“Setelah tanda tangan, kami memiliki 50% saham Krakatau Posco. Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) akan dilaksanakan pada 10 Mei 2022 untuk menyetujui pengambilalihan saham Krakatau Posco,” jelas Silmy dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, di Jakarta, Senin (11/4/2022).

Dengan demikian, pengambilalihan saham tersebut sekaligus menjadi tonggak yang signifikan bagi perseroan. Sebab KRAS menguasai sebanyak 50% saham Krakatau Posco dan hal itu akan menjadi pendorong untuk merealisasikan ekspansi 10 juta ton baja ke depan.

Baca Juga :  42 Menit Perdagangan, Rupiah Menguat ke Rp 14.363

Silmy optimistis ekspansi produksi 10 juta ton baja itu akan terwujud. Rencana ekspansi tersebut sudah berada di pipeline perseroan. Bahkan pabrik baja Hot Strip Mill 2 (HSM 2) yang belum lama ini diresmikan langsung menginvestasikan sebesar US$ 700 juta untuk cold rolling mill.

“Kita sekarang sudah mempersiapkan studi kelayakan untuk proses investasi cold rolling mill melalui Krakatau Posco,” ucapnya.

Baca Juga :  Gerindra Sarankan May Day Tak Diberi Izin di Jis : Masih Perlu Perawatan

Saat ini, lanjutnya, produksi baja sudah mencapai 6 juta ton. Artinya, diperlukan 4 juta ton lagi untuk memenuhi ekspansi produksi 10 juta ton. Seiring dengan itu, maka kebutuhan terhadap anggaran pun mengalami kenaikan.

“Empat juta lagi itu kebutuhan (anggarannya) sekitar US$ 4 miliar yang bersumber pertama dari cashflow Krakatau Posco, kemudian dari perbankan, lalu dari strategic investor, kita mengutamakan strategic investor seperti go public dan sebagainya,” papar Silmy.

Sumber: Investor Daily

Lanjut membaca
Advertisement
Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *